Sabtu, 26 Desember 2015

menganalisis novel cinta abadi laila majnun



TUGAS TEORI SASTRA
ANALISIS STILISTIKA PADA SEBUAH NOVEL
CINTA ABADI LAILA MAJNUN




OLEH
NAMA : HARIZAL
NPM : 15.601020.028

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2015
Judul : CINTA ABADI LAILA MAJNUN
Penulis : abu faiz
Penerbit : ikhlas media PT IKPI
Jumlah halaman : 249
Harga: RP. 55, 000

SINOPSIS
 LAILA MAJNUN adalah kisah yang menceritakan seorang pemuda tampan, gagah dan penuh wibawa yang terkenal di kawasan kabilah bani amir, jazirah Arab,yang bernama Qais. Ia mencintai seorang wanita dari kabilah lain yang tak kalah terkenalnya, yang bernama Laila. Mereka menjalani kisah cinta secara sembunyi, karena pada waktu itu belum saatnya untuk mereka berdua memadu cinta. Tapi seiring berjalannya waktu kisah cinta itu pun akhirnya tak bisa disembunyikan lagi. Semua orang menjadi tahu kisah cinta mereka, termasuk orang tua Laila. Yang akhirnya mereka tidak bias bertemu.
Karena lama mereka tak bertemu, Qais menjadi seperti gila. Bertingkah dan berpenampilan aneh, hingga orang-orang menertawakan dan mencemoohnya. Dan memangilnya dengan sebutan Majnun, dalam bahasa arab artinya “gila”. Hingga suatu peristiwa yang terjadi, yang dapat membuat majnun kembali. Dan hijrah dari bukit di gurun pasir najd. Yaitu peristiwa yang membuat hati sanagat terluka. Lebih dari lukanya ketika kehilangan ayah dan ibunya. Yaitu ketika majnun mendengar kabar bahwa kekasihnya Laila telah meninggal, karena penyakitnya. Majnun segera pergi beserta semua sahabat binatangnya. Pergi menziarahi makam Laila. Lalu menangis sedemikian menjerit. Ia memeluk tanah kuburan Laila. Hingga majnun menghembuskan nafas terakhirnya di sana. Ia meninggal sambil memeluk kubur Laila.
KELEBIHAN : di dalam novel ini memakai bahasa yang tinggi. Banyak sekali syair-syair yang membuat orang-orangTerpanah karena keindahan syairnya.
KEKURANGAN : bahasa dalam novel ini memakai bahasa yang sangat tinggi dan sulit difahami. Bagi 
orang yang awam, sukar untuk menafsirkanya .  
KESIMPULAN : Dan saran dari saya sebaiknya dalam novel ini diberikan vocabulary agar dapat memahami makna dari kalimat dalam novel ini. cara penyampaian yang sangat unik membuat orang yang membacanya seakan kembali ke jaman Persia dulu. Nizami Ganjavi menggunakan syair dalam novelnya. Banyak sekali syair-syair yang membuat orang-orang terpana karena keindahan syairnya.


Analisis gaya bahasa
1.        majas hiperbola
a.       (di hal 2) keinginana yang membara untuk memeperoleh keturunan, telah membakar jiwanya sampai pada satu titk di mana ia telahmeluapkan semua hal.
b.      (di hal 4) benang takdir  seorang terbentang jauh menembus dunuia kasatmata
c.       (di hal 4)  bagaikan sekuntum mawar yang rimbun berbunga, laksana sebutir berlian yang gemerlapnya dapat mengubah malam menjadi terang bercahaya.
d.      (di hal 7) mata laila hitam, dalam bersinar bagaikan mata seekor rusa betina dintengah hutan.
e.        (di hal 7) dengan sebuah kibasan bulu matanya ia mampu mengubah seluruh isi dunia menjadi puing-puing tidak tersisa.
f.       (di hal 8) hati yang keras batupun akan segera luluh mencair seperti air begitu siapa pun yang memandang keajaiban ciptaaan ini.
g.      ( di hal 8) dia telah jauh tebawa arus dan tengelam di dalam lautan cinta.
h.      (di hal 8) cinta bagaikan bejana anggur yang telah mengisi penuh cawan cinta di mana di situlah tersimpah benih cinta mereka.
i.         (di hal 15) ratapan kidung cinta telah mengalir deras di bibirnya sehingga dia melupakan semua tentanag isi alam semesta.
j.        (di hal 17) dalam keheninganya malam yang dingin menusuk tulang iga,
k.      (di hal 20) hatinya melebur lara bagaikan sesutau yang terjatuh dari ketinggian dan terhampas ke tanah.
l.        (di hal 102) hujan belati menembus dada, tumbak memecah batuk kepala, begitulah besar hasratnya ingin memiliki laila.
m.    (di hal 102) ketika fajar telah memembentang sayap cahayanya dan mentari membakar jubah hitam malam dengan panasnya.(di hal 107) kata – kata tajam pemburu itu menusuk hati majnun bagai pisau yang panas membara.
n.      (di hal 147) kata-kata tajam pemuru itu menusuk hati majnun bagai pisau yang panas membara.

2.        Majas metonimia
a.       (di hal 104) setiap hembusan angin membawa aroma wangimu ya begitu wangi seperti aroma seribu parfum yang selalu menghampiriku.
b.      (di hal 104) setiap kicauan burung selalu mendendangkan suara – suara mereka dengan syair nama mu kepadaku.
c.       (di hal 104) setiap mimpi nyang hadir mambawa wajah mu uyang begitu cantik bak peri yang turun dari langit kepadaku.
d.      (di hal 104) setiap bayangan menampakkan bayangan mu padaku.
e.       (di hal 104) aku milikmu, aku jauh maupun dekat.
f.       (di hal 107) keluarkan aku dari perigi kesepian ini.
g.      (di hal 107) karna cahaya hidupku pudar dalam belantara ini.
h.       (di hal 107) jangan takut karena aku adalah milikmu.
3.        Asosiasi atau Perumpamaan
a.       (di hal 7) wajahnya besinar bagai rembulan yang memancarkan sinarnya di waku malam.
b.       (di hal 7) mata laila hitam,  besinar bagaikan mata seekor rusa betina di tengah hutan.
c.       (hal 8) mereka bagaikan orang yang terhanyut ke tengah laut.
d.      (di hal 8) cinta bagaikan bejana anggur yang telah mengisi  penuh cawan mereka.
e.       (di hal 10) Cinta diantara mereka bagaikan air bah.
f.       (di hal 11) mereka akan meraskan bagaikan buah delima yang telah ranum.
g.      (di hal 176) matanya bagaikan bunga narsis yang merekah di mulut sungai surga.
4.        Simbolik
a.       ( di hal 203) aku adalah budak hitam
b.      (di hal 204) laila adalah melati di matanya.
5.        Simile
(di hal 8) bak gayung bersambut.